Seluruh umat muslim dunia, menyambut datangnya hari raya idul fitri ini. Di Indonesia, tradisi idul fitri tidak lepas dari yang namanya mudik. Kesibukan mudik inilah yang seharusnya, menajdi pedoman acuan kita, bahwa betapa ramainya manusia yang rela berjalan jauh hanya untuk bertemu dengan sanak-saudaranay hanya untuk sialturahim dan bermaaf-maafan. Seharusnya, ini menjadi momentum tepat bagi elite politik yang selama ini saling menjatuhkan satu sama lainnya.
Idul Fitri menjadi identitas renungan yang akan menunjukkan akankah kepribadian kita akan tetap berada dalam jalur ramadhan setelah berlalu, atau justru seperti hari-hari pra-Ramadhan yang terkadang berulah dan bersikap tidak manusiawi. Idul fitri pula yang akan menjadi identitas cinta, yang melahirkan persatuan ummat. Bukankah selama ini negeri ini hidup dalam bayangan waspada dan saling mencurigai satu sama lainnya, bahkan sifat asli masyarakat Indonesia, telah terkubur dari sifat saling curiga.
Idul Fitri juga menjadi identitas apakah seluruh pihak, benar-benar menyadari bahwa sudah saatnya kita merubah pola pikir dan pola sikap untuk disemai menjadi pribadi mulia, agar tercipta kehidupan sejahtera dan makmur. Serta sudah selayaknya kita memperbaiki segala sistem buruk negeri ini, agar momentum idul fitri ini bukan bersifat ceremonial belaka, namun menjadi awal dari perubahan bersama
Pesan
Monday, September 29, 2008
Idul Fitri, Cinta dan Renungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment