Wahai ...
> Yang di benaknya masih tersimpan kesadaran
> Yang Qalbunya tidak terpasung,
> Yang mampu menggerakan jari-jemarinya
> Hidup ini sementara sahabat
> Benar-benar sementara
> Pintu gerbang kematian itu akan mendatangi kita
> Maka...
> Perdengarkanlah hati kalian
> Ini negeri sudah Dzhalim wahai para pemuda
> Tidakkah engkau takut dengan hari perhitungan nanti
> Ini sudah saatnya kita membakar panas dalam dunia yang dzhalim ini
> Mengembalikan islam agar tegak perkasa di Bumi penuh kenikmatan ini
> Sahabat, Jangan berharap kita menuju kematian
> Karena kematian yang menjemput kita
> Maka, bangkitlah
> Bersatulah dalam barisan dakwah,
> Menggugat hukum kufur yang tidak beradab
> Menegakkan keadilan dengan kemuliaan islam
> Sungguh...
> Terbakarnya engkau di terik matahari
> Teriakkanmu yang sekuat auman singa
> adalah tiket surga yang sangat dahsyat
> yang mempertemukan kita kepada Rasul
> Dan memberikan senyum indah padanya.
> Wahai... Para pengekor dan pembebek
> Sudah saatnya kita lepas belenggu
> Bakar amarah kita dengan takbir
> Basmi semua ketidak adilan dengan islam
> agar engkau jadi kepala dan bukan pembebek lagi.
> Teriakkan kalimat perjuangan kalian
> Dengan nada mengharap keridloan-Nya
> Niscaya Allah mempertemukan kita
> dalam nikmat yang tiada terputus.
> Teriakkkan Islam untuk kemuliaan
> Jangan engkau lantangkan Demokrasi yang kufur
> Jangan engkau banggakan Liberalisme yang nista
> Jangan Engkau berikan senyum untuk Sosialisme
> Tapi berikan semua pengorbananmu
> Untuk kemuliaan tiada tara ini.
Pesan
Wednesday, June 4, 2008
Seruan bagi para pemuda
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment