BANDUNG, (PR).-
Ketiga tim sukses kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar sudah memetakan wilayah-wilayah yang akan menjadi kantong-kantong suara calon gubernur/wakil gubernur yang mereka dukung.
Tim sukses pasangan Danny Setiawan-Iwan Sulanjana (Da’i), mengklaim akan menang mutlak di wilayah Priangan, tim sukses Agum Gumelar-Nu’man Abdul Hakim (Aman), merasa yakin akan menguasai wilayah Pantura. Sedangkan tim sukses Ahmad Heryawan - Dede Macan Yusuf (Hade) optimistis jago mereka akan menang di wilayah perkotaan, khususnya yang berbatasan dengan DKI Jakarta.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jabar Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) Rahadi Zakaria, Rabu (23/1), di Bandung mengungkapkan, PDIP menjadikan wilayah Pantura sebagai kantong suara mereka. Ia merasa yakin, Aman akan menang di wilayah tersebut.
PDIP pun menargetkan peraihan suara untuk Aman sebesar 54%. Sebab, di atas kertas, kandidat yang diusung 7 partai itu sudah memiliki suara 42%. Oleh karena itu, penambahan perolehan suara sebesar 12% dianggap masih realistis.
"Kantong suara kita di wilayah Pantura, yakni Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Karawang, dan Kab. Subang. Kami yakin menang di sana. Kuningan dan Kab. Ciamis juga sudah kepegang oleh kita. Begitupun Kab. Majalengka, Kab. Bandung, Kab. Bogor dan Kota Cimahi," ujarnya ketika ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jln. Diponegoro, Bandung, Rabu (23/1).
Kendati demikian, lanjut Rahadi, semua itu baru prediksi sementara. "Penentuannya ada di tangan rakyat. Rakyat yang akan memilih pemimpinnya sendiri. Oleh karena itu, kita perlu kerja keras untuk mewujudkannya," ucap Rahadi.
Realistis
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Jabar Uu Rukmana mengatakan, pihaknya tidak menargetkan angka raihan suara bagi pasangan yang mereka dukung. "Kami realistis saja dalam menentukan angka kemenangan sesuai Pileg 2004. Pokoknya, tidak akan menentukan angkanya berapa, yang pasti harus menang," ucapnya.
Terkait wilayah yang menjadi target kemenangan, menurut Uu, ia sudah menjadikan wilayah Priangan yakni Kab. Garut, Kab. Sumedang, Kab. Ciamis dan Kab. Banjar sebagai kantong suara mereka. "Kami yakin menang mutlak di Priangan," tuturnya lagi.
Uu juga merasa yakin, pasangan Da’i masih bisa meraih suara di wilayah Pantura. "Biar bagaimanapun Golkar itu seri dengan PDIP di Cirebon. Di Indramayu, Golkar juga masih menang. Kami akan bekerja keras di sana," katanya.
Untuk daerah perkotaaan, kata Uu, ia sudah menyerahkannya kepada PKS yang diakui mampu meraih suara banyak di sana. "Tapi kan di Pantura dan Priangan mereka tak begitu kuat. Ya, pokoknya kita berusaha solid saja," katanya.
Perkotaan
Kalau Aman yakin menang di kawasan Pantura, dan Da’i di Priangan, lain halnya dengan tim sukses Hade. Mereka memang menjagokan wilayah Kota Bandung, Kota Depok, dan Kota Bekasi sebagai target kemenangan Hade.
Hal itu dikemukakan Tim Sukses Hade, Zulfakar Akbar saat ditemui di Ahmad Heryawan Centre (AHC) Jln. Terusan Cisokan, Bandung, Rabu (23/1)
"Kami memang memprioritaskan wilayah perkotaan, karena kandidat Hade ini merupakan wakilnya kaum muda. Di perkotaan banyak kaum muda dan rasional," ujarnya.
Meski begitu, kata Akbar, mesin politik PKS dan PAN sebagai pengusung Hade juga sudah mulai bergerak untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat perdesaan.
Menurut Akbar, saat ini masyarakat dihadapkan pada pilihan incumbent Da’i dan Aman atau non-incumbent yakni pasangan Hade. "Jadi, kalau memang ingin ada sebuah perubahan besar, maka pasangan non-incumbent akan jadi pilihan yang sangat potensial diperhitungkan oleh masyarakat. Saya yakin masyarakat juga sudah cerdas dalammemilih," ujarnya.
Prinsip dan komitmen
Kendati demikian, pakar politik Universitas Parahyangan (Unpar) Alexius Jemadu mengatakan, kemenangan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat bukanlah yang utama. Seyogianya para kandidat juga secara tegas mengungkapkan prinsip dan komitmen mereka yang tidak akan berubah dalam menghadapi isu-isu krusial di Jabar.
"Saya melihat para kandidat ini memang belum secara eksplisit mengungkapkan apa ideologinya. Sebab, mereka memang diusung oleh partai-partai yang ideologinya berbeda atau beragam. Makanya, ideologi mereka pun jadi samar-samar," kata Alexius di Bandung, Rabu (23/1) malam.
Hal itu, lanjut Alexius, membuktikan bahwa dalam berkoalisi mereka juga belum berorientasi pada kesamaan ideologi, visi, dan misi untuk membangun Jabar.
"Ketegasan prinsip mereka dalam memandang satu hal, misalnya good governance, juga harus diungkapkan. Prinsip itu harus mereka pertahankan dan tidak boleh berubah apapun yang terjadi. Saya rasa, publik juga menunggu sikap dan prinsip para kandidat tersebut," kata Alexius. (A-154/A-132)***
0 comments:
Post a Comment