Senin, 14 Januari 2008
Rohaniawan Kristen Oxford mendukung rencana lantunan azan dengan pengeras suara. Sebelum ini, rencana itu telah melahirkan polemik dan rasa khawatir
Hidayatullah.com--Rohaniawan kota Oxford mendukung rancangan memperdengarkan azan di kota bersejarah itu dan setuju dengan rencana pihak Masjid Pusat Oxford untuk melantunkan suara azan selama tiga kali sehari.
John Pritchard, seorang rohaniawan Kristen setempat mengatakan, mereka yang menentang rencana itu perlu tenang, relaks dan menikmati ‘berbagai budaya’ yang ada di kota itu.
Ia turut menolak dakwaan uskup Michael Nazir Ali dari Rochester yang pernah mengatakan bahwa membenarkan azan dengan menggunakan pengeras suara menunjukkan percobaan untuk “menguatkan ciri keislaman’ di beberapa kawasan.
Sebelum ini, di The Sunday Telegraph, Nazir Ali menimbulkan kemarahan umat Islam sehingga mencetuskan perdebatan di Inggris bila ia mengkritik azan menggunakan pengeras suara dan mendakwa perbuatan itu menyebabkan beberapa kawasan di Inggris menjadi ‘terlalu berbahaya’ untuk dimasuki mereka yang bukan Islam.
“Saya ingin menyatakan di sini bahwa saya tidak sependapat dengan rohaniawan dari Rochester itu,” katanya.
Ia turut menolak dakwaan bahwa ada wilayah di negara itu menjadi ‘kawasan larangan’ dan yakin kepercayaan antara penganut agama semakin meningkat.
Sementara itu, sekumpulan penduduk di timur Oxford mendesak majelis kota raya itu menolak rancangan pemimpin masjid untuk melaungkan azan tiga kali sehari. Dan menganggap kawasan berkenaan akan menjadi wilayah ‘ghetto Muslim’.
Namun sebaliknya, uskup Pritchard, mengatakan, ia ‘sangat gembira’ dengan perkembangan terbaru itu.
“Saya percaya kita mempunyai hubungan baik dengan masyarakat Islam di Oxford dan secara peribadi saya gembira dengan pihak masjid melaungkan azan di timur kota ini” katanya sebagaimana dikutip the daily telegraph.
0 comments:
Post a Comment