Renungan Akhir Tahun di Mesjid Baiturahman Netherlands |
Selasa, 01 Januari 2008 | |
Di tengah-tengah larutnya pesta tahun baru 2008, sekelompok mahasiswa dan masyarakat Indonesia di negeri Belanda justru bikin Mabit di Masjid Hidayatullah.com—Biasanya, acara tahun baru diperingati di tanah air dengan cara-cara budaya Barat dan Eropa. Anehnya, di Rotterdam, Belanda, sejumlah mahasiswa Indonesia justru mengadakan mabit dengan menggelar renungan. Acara renungan diselenggarakan selama dua hari dua malam di Mesjid Baiturahman, Ridderkerk, Rotterdam, Netherlands dari tanggal 30 Desember 2007-1 Januari 2008. Acara renungan ini diorgnisir oleh Didin Fachrudin (warga Indonesia yang tinggal di kota Delft), dan dua orang mahasiswa Indonesia yaitu Abdul Muiz (Groningen), dan Dian Syahrani. Jumlah peserta yang ikut berpartisipasi lebih kurang 100 orang termasuk anak-anak. Untuk peserta dewasa ada 40 orang putra, dan 30 putri (termasuk yang mereka yang membawa keluarga) dari berbagai kota Den Haag, Amsterdam, Deflt, Groningen, Vlissingen, Wageningen, Utrecht, Enschede, dan Rotterdam, serta kota-kota lain. Kegiatan bermalam ini diisi dengan berbagai kegiatan. Hari pertama acara dimulai dengan pemutaran film sejarah Nabi Muhammad saw. Kegiatan juga diisi shalat berjamaah. Usai pemutaran film, acara dilanjutkan pada pukul 20.00 dengan pelajaran tentang tauhid yang dikemas dalam nuansa renungan. Saat acara renungan, banyak diantara peserta menitikkan air mata dan larut dalam kesedihan. Acara berakhir pada pukul 22.00 dan peserta diperkenankan untuk istirahat, tidur, sementara sebagian peserta lainnya memanfaatkan untuk keakraban hingga pukul 24.00, sekaligus membentuk jaringan silaturahmi. Menjelang fajar tanggal 31 Desember 2007, para peserta bangun menjalankan qiyamul lail bersama, dilanjutkan shalat shubuh pukul 06.40 (sebab ini musim dingin, matahari terbit pada pukul 08.45). Acara kemudian dilanjutkan hingga pukul 08.00, dengan kultum, dzikir pagi, dan tadarus tahsinul Al Quran. Esoknya, acara dilanjutkan dengan tausiyah dan penjelasan seputar sejarah pendirian masyarakat Muslim Eropa. Temasuk sepak terjang-perjuangan, pendirian masjid dan problem dawah di Eropa. Hadir sebagai narasumber H. Ho Long (asal Maluku), H. Surya (Banten), dan H. Hambali (pendiri Perhimpunan Masyarakat Muslim Eropa asal Jawa Tengah) serta H. Yahya, seorang Muslim Belanda yang sudah lama masuk Islam dan mendalami Islam. Dalam tausyiahnya, Yahya yang sudah berhaji dua kali memberikan ceramah tentang Muslim di Belanda dan bagaimana tata cara bergaul dengan orang-orang Eropa. Mesjid Baiturahman, Ridderkerk baru selesai dibangun tahun 1990. Masjid ini memang tepat untuk kegiatan-kegiatan daurah seperti ini, karena disetting dengan model bangunan masjid modern yang dilengkapi dengan utilitas yang lengkap. Bahkan termasuk dilengkapi dengan dari air panas dan dingin, listrik, dan sistem penghangat ruangan dari lantai. Meski cuaca di luar dingin, jamaah masih tetap bisa bisa merasakan kehangatan dan kenyaman an dalam masjid. Selain itu, letak masjid sangat strategis tepat dipinggir jalan raya dan berdekatan dengan halte bus, sehingga aksesnya sangat mudah. Bangunan masjid Baituraahman terdiri dari ruang utama untuk shalat yang dapat menampung kurang lebih 500 orang, kemudian ruangan khusus untuk Muslimah, ruang makan, dan dapur, serta tempat untuk meletakan jaket dan alas kaki. Disamping itu tempat toilet, kamar mandi dan wudhu, yang masing-masing terpisah. [M. Djaeni, |
0 comments:
Post a Comment