Sungguh, beberapa belakangan ini hari-hariku dikelilingi dan diselimuti oleh perasaan pesimistis dan selalu mengukur pada realistis. Namun, Sesungguhnya Al-Quran dan Hadits rasul benar-benar telah menghidupkan jiwa optimisku itu dan pula saat aku sedang membaca Kitab karangan Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab Takattul Al-Hizby. Yach... orang-orang barat sana telah membuat kata yang membuat hati kaum muslim tidak pernah bangkit.
Yaitu, "Kita harus Realistis.".....
Dan Kata-kata itu yang seringkali terdengar. Hingga aku menundukkan jiwaku dan bertafakur mencari hakikat hidup. Dan oleh seorang sahabatku, musyrifku, sekaligus teman seperjuangan aktivis dakwah aku dituntut untuk membaca kitab Diskursus Islam Politik Spritual karangan Maghfur Wahid(Hafidz Abdurrahman) tentang umat muslim saat ini tengah dipenuhi oleh kenyataan yang menjadikan fakta sebagai sumber bukan sebagai landasan saja. Sehingga segala sesuatu diukur atas dasar realita yang ada. Padahal Allah SWT telah berfirman,
fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina |
[3:159] Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. |
Sengaja bagian akhir saya tebalkan, agar para pembaca blog ini dapat menjadikan ayat ini sebagai motivasi dalam berdakwahnya. Seketika pula, aku merasa ada kekuatan yang luar biasa yang membuatku tertunduk lesu, kekuatan yang telah menguatkan jiwaku, dan aku mulai menyadari bahwa aku sebelumnya dalam perbuatan yang menyalahi Iradah Allah. Ya, menganggap semuanya tidak mungkin dengan kondisi yang ada.
Dan aku yakin Allah akan menolong hamba-Nya. Itu adalah hal yang pasti. Allah akan memberi berbagai kemudahan asalkan kita bertakwa kepada-Nya. Sebagaimana Allah SWT firmankan,
in yanshurkumu allaahu falaa ghaaliba lakum wa-in yakhdzulkum faman dzaa alladzii yanshurukum min ba'dihi wa'alaa allaahi falyatawakkali almu/minuuna |
[3:160] Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal. |
Sehari-semalam aku terus merenungkan ini. Aku menangissi diriku. Yaa Allah, kalau bukan karena-Mu mungkin hatiku telah kelam, telah membatu, dan engkau mungkin telah menistakanku sebagaimana Engkau hancurkan kaum Luth, sebagaimana pula Engkau membumi hanguskan bangsa-bangsa terdahulu yang melecehkan Nabi-Mu dan Kitab-Mu.
Wallahu' alam bis showwab.
0 comments:
Post a Comment