edisi 015/tahun I (26 Muharam 1429/4 Februari 2008)
Hayo, siapa di antara kamu yang cewek yang masih virgin? Oppss.. sori, nanyanya sensanif, eh sensitif banget ya? Ehm.. maklumlah, jaman kiwari soal virginitas kayaknya makin murah aja. Kesannya gampangan untuk diobral atau malah cuci gudang, gitu deh. Nggak percaya? Banyak kasus kok kalo kamu mau jeli melihat dan merasakan bahwa hubungan cowok-cewek di kalangan remaja udah sampe batas yang mengkhawatirkan banget. Mau bukti? Coba deh baca aja koran, majalah, tabloid, atau nonton berita di televisi dan surfing di internet.
Hayo, siapa di antara kamu yang cewek yang masih virgin? Oppss.. sori, nanyanya sensanif, eh sensitif banget ya? Ehm.. maklumlah, jaman kiwari soal virginitas kayaknya makin murah aja. Kesannya gampangan untuk diobral atau malah cuci gudang, gitu deh. Nggak percaya? Banyak kasus kok kalo kamu mau jeli melihat dan merasakan bahwa hubungan cowok-cewek di kalangan remaja udah sampe batas yang mengkhawatirkan banget. Mau bukti? Coba deh baca aja koran, majalah, tabloid, atau nonton berita di televisi dan surfing di internet.
Sekadar contoh nih, Hasil survei yang dilakukan oleh Annisa Fondation cukup mengejutkan karena 42,3 % pelajar perempuan telah melakukan hubungan seks pra-nikah. Siaran pers lembaga independen yang bergerak di bidang kemanusian dan kesejahteraan gender ini, menerangkan sebanyak 42,3 persen pelajar di Cianjur sudah hilang keperawanannya saat duduk di bangku sekolah. Parahnya, mereka yang terlibat kegiatan seks bebas itu bukan berarti karena tidak mengerti atau tidak paham nilai agama atau budi pekerti. Sebab hampir 90 persen dari mereka mengaku praktik hubungan seksual di luar nikah merupakan perbuatan dosa yang seharusnya dihindari. (Hidayatullah.com, 12/02/2007)
Nah lho, ini sekadar satu contoh, dulu di tahun 2002 sempat heboh juga saat penelitian yang dilakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah.
Sobat muda muslim, emang sih dalam setiap penelitian bisa berbeda metode dan analisis datanya, itu sebabnya, banyak orang yang juga meragukan beberapa hasil penelitian. Sebabnya, mungkin saja orang bisa berbohong dengan statistik. Okelah, untuk kasus seks bebas yang salah satu dampaknya adalah harga keperawanan jadi begitu murah (backsound: dan ini berbanding terbalik dengan harga sembako untuk saat ini), sebenarnya tanpa memperhatikan hasil survei dan penelitian dari lembaga manapun, faktanya memang bisa dengan mudah kita saksikan via media massa atau dalam kehidupan sehari-hari. Lagian, survei kan ‘sekadar’ ingin mengetahui level positif atau negatif dari sebuah obyek survei/penelitian dalam bentuk angka atau prosentasi jumlah. Itu sebabnya, jika ada dua orang saja yang melakukan perbuatan seks bebas, artinya tetap harus menjadi perhatian dan dicari solusinya. Tul nggak sih?
Hati-hati dengan kelaminmu!
Sobat, pernah nggak beli barang tertentu dan nggak boleh coba-coba sebelum kita pasti akan membelinya? Ada banyak penjual barang tertentu yang sama sekali tidak membolehkan barang yang hendak dijualnya itu dijajal terlebih dahulu oleh calon pembelinya tanpa pasti akan membeli tuh barang. Memang tidak semua barang, tapi ada barang tertentu. Pengalaman saya sih, beberapa kali membeli ponsel untuk sendiri, istri dan nganter teman, tuh barang hanya boleh dilihat-lihat saja brosurnya, atau modelnya (replika) saja. Sementara barang aslinya tetap ada di kardusnya dan disegel. Baru deh ketika kita hendak membelinya dengan pasti, kardusnya dibuka, ponselnya dikeluarin dan bisa langsung digunakan. Uangnya tentu saja kita berikan karena udah jadi beli.
Tapi banyak juga barang yang dijual bebas dan pembeli bisa leluasa mencoba bin menjajalnya tak perlu khawatir ada kewajiban harus membelinya. Artinya, bebas mencoba dan kalo nggak cocok nggak akan dibeli. Misalnya, beli sepatu. Pengalaman sih begitu. Tapi mungkin saja kalo beli sepatunya merek terkenal dan harganya cukup mahal bisa saja sang penjual menerapkan kebijakan tanpa mencoba, pembeli hanya diperbolehkan melihat replikanya dan menyesuaikan ukurannya saja. Jika cocok dan hendak membeli maka tuh barang akan dikeluarkan dari wadahnya.
Bro, untuk jualan dan membeli barang saja betapa telitinya kita, betapa ketatnya menjaga kualitas, dan amat memperhatikan kesempurnaan. Dan, untuk semua itu, ada kompensasi harga yang nggak sedikit. Nah, tentu saja logikanya, untuk harga sebuah virginitas atau keperawanan ini, sangatlah mahal. Persoalannya bukan lagi menyangkut persepsi orang lain terhadap kita, tapi lebih dari itu adalah penilaian Allah Swt. terhadap ketakwaan kita. Sebab, sebagai seorang muslim, perbuatan kita senantiasa akan dipantau dan dinilai oleh Allah Swt.
Oke, itu sebabnya kita nggak boleh lho mengobral kelamin kita begitu murahnya, bahkan tak berharga. Jangan sampe kamu bertekuk lutut dan berbuka paha di hadapan cowok yang belum sah jadi suami kamu. Meskipun itu pacarmu, tapi tetap saja pacarmu bukan suamimu, toh? Ibarat kendaraan bermotor, kamu belum punya BPKB alias Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor. Boleh dibilang kamu “memilikinya” dengan cara ilegal (hati-hati kena tilang lho!). Iya dong, gimana bisa disebut legal, wong bukti kepemilikan aja kita nggak punya. Nah, sama dengan pacaran. Pacaran itu kan ‘HTI’ alias hubungan tanpa ikatan. Benar kan? Coba, memangnya kalo pacaran ada tanda bukti tertulis tentang sebuah ikatan dan perjanjian seperti halnya dalam buku nikah? Nggak ada kan? (semoga tidak ada yang nekat merencanakan bikin buku legalitas sebagai bukti pengesahan atas aktivitas pacaran. Hmm…)
Sobat muda muslim, ketika kamu pacaran, kamu cuma boleh bilang, dan memang cuma bisa bilang ke teman-teman kamu bahwa yang kamu gandeng ke tempat kondangan itu adalah sebagai pacarmu, bukan suamimu. Dari definisi ini saja sudah jelas bahwa pacar emang beda dengan pengertian istri atau suami. Itu artinya, tidak ada hak dan kewajiban sebagaimana yang ada dalam hubungan suami-istri. Dengan kata lain, karena statusnya sebagai pacar, maka tidak bisa (dan memang tidak boleh en nggak berhak) melakukan kegiatan layaknya mereka yang sudah terikat pernikahan. Meski kamu dalam pacaran nekat memanggil pasangan dengan “mama-papa”, tapi bukan berarti boleh juga melakukan “kegiatan mama-papa” seperti dalam ikatan pernikahan. Karena memang akan dinilai berbeda dan jelas definisi dari kegiatannya pun akan berbeda, gitu lho.
Misalnya, kalo kamu menggandeng tangan pacarmu dengan mesra, maka kemesraan kalian berdua justru dilarang oleh Allah Swt. Kenapa? Karena bermesraan dengan orang yang belum halal menjadi pasanganmu adalah berdosa. Tapi kalo sudah resmi menjadi suami-istri, jangankan sekadar menggandeng tangan, menciumi dan berpelukan mesra, bahkan berhubungan seksual pun halal dilakukan. Jadi intinya, kalo pas pacaran kegiatan seperti itu dinilai dosa, maka setelah menikah bernilai pahala. Jelas beda banget kan?
Kendalikan nafsumu!
Memang, kalo menurut PNdK alias Penelusuran Nafsu dan Kekuatan, sangat boleh jadi mereka yang pacaran sangat memenuhi kriteria ini. Maklum, soal nafsu dan kekuatan emang bisa mengalahkan akal sehat dan juga keimanan. Sebab, ketika keimanan yang cuma nyangkut di KTP itu, setan pun getol bergerilya dan menaburkan jerat-jerat dan mengobarkan hawa nafsu kepada mereka yang imannya kendor. Kalo udah gitu, setan tinggal jejingkrakan sambil diriingi irama kesesatan karena udah berhasil menjerumuskan manusia ke jurang nista karena akal sehat dan imannya terkubur hawa nafsu.
Benar adanya firman Allah Swt.: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jaatsiyah [45]: 23)
Sobat, dalam kamus virgin itu bermakna keperawanan. Artinya, tak pernah melakukan seks. Dalam Encarta Dictionary Tools misalnya, virgin diartikan sebagai: somebody, especially a woman, who has never had sexual intercourse.
Sementara pengertian perawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; masih murni (tt anak perempuan). (KBBI, 2003, hlm. 855)
Boys and gals, dari pengertian menurut kamus tersebut, tentunya kita harus berhati-hati dengan kelamin kita. Nggak boleh diobral dan dijajal or diujicoba sebelum waktunya, yakni sebelum menikah. Pemuasan hawa nafsu melalui kelamin masing-masing hanya halal setelah adanya pernikahan di antara kalian. Kalo belum terikat pernikahan? Itu namanya perzinaan. Dosa besar dalam ajaran agama kita.
Dalam sebagian jalan (riwayat) hadits Samurah bin Jundab yang disebutkan di dalam Shahih Bukhari, bahwa Nabi saw. bersabda: “Semalam aku bermimpi didatangi dua orang. Lalu keduanya membawaku keluar, maka aku pun pergi bersama mereka, hingga tiba di sebuah bangunan yang menyerupai tungku api, bagian atas sempit dan bagian bawahnya luas. Di bawahnya dinyalakan api. Di dalam tungku itu ada orang-orang (yang terdiri dari) laki-laki dan wanita yang telanjang. Jika api dinyalakan, maka mereka naik ke atas hingga hampir mereka keluar. Jika api dipadamkan, mereka kembali masuk ke dalam tungku. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka itu?’ Keduanya menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berzina.” Ih, naudzubillahi min dzalik.
Nah, itulah hukuman di akhirat nanti yang bakal dijalani oleh para pezina. Jadi, kalo sekarang ada teman-teman kamu yang merasa aman-aman saja karena nggak dapat hukuman di dunia-karena nggak diterapkan aturan Islam-siap-siaplah karena Allah akan memberi adzab yang pedih dan berat di akhirat kelak. Firman Allah Swt.:
“Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): “Rasakanlah azab yang membakar ini”. (QS al-Hajj [22]: 22)
Lalu, bagi yang menjaga diri dari perbuatan tersebut? Allah akan memberikan pahala dan tempat yang baik di surga.
Abu Hurairah dan Ibnu Abbas r.a. berkata: “Rasulullah Saw. berkhutbah sebelum wafatnya, yang di antaranya beliau bersabda: “Barangsiapa mampu bersetubuh dengan wanita atau gadis secara haram, lalu dia meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah menjaganya pada hari yang penuh ketakutan yang besar (kiamat), diharamkannya masuk neraka dan memasukkannya ke dalam surga.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dalam Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin).
Hmm.. adil banget. Untuk yang maksiat, ganjarannya neraka, dan untuk yang beramal shalih, ganjarannya surga. Ayo, pilih mana? Orang cerdas dan takwa, pasti pilih surga.
So, buat kamu para cewek, kendalikan nafsumu: jaga virgin sampe kawin! Gimana, setuju kan? [solihin: sholihin@gmx.net]
0 comments:
Post a Comment